3. Sati
Tradisi sati atau bakar diri hidup-hidup, dianggap sebagai lambang kesalehan, sekaligus menunjukkan pemilikan laki-laki atas perempuan. Biasanya dilakukan oleh perempuan yang berkasta tinggi dan dipercayai hanya perempuan pilihan yang dapat melakukannya.
Tradisi sati dipandang sebagai alternatif yang lebih baik ketika seorang isteri ditinggal mati oleh suami, daripada mereka mengalami penyeksaan dari saudara-saudara ipar, yang akan menyalahkan perempuan sebagai penyebab mati suami.
Sati menjadi tradisi tidak hanya berlaku bagi isteri, tetapi juga bagi isteri simpanan, saudara ipar dan bahkan ibu, untuk mengorbankan dirinya di api pembakaran jenazah laki-laki yang memiliki mereka. Pelaku sati diagungkan sebagai pahlawan, sesuai dengan ajaran hindu.
No comments:
Post a Comment