Followers

Tuesday, November 10, 2009

AIR LIUR SINGA

Sekitar abad keempat Hijrah atau kesepuluh Masihi, hiduplah di Mesir seorang ulama' sufi, Abu Hasan. Yang berkuasa di negeri itu adalah seorang penguasa yang zalim, Ahmad Ibnu Thulun. Ibnu Thulun telah membunuh seramai 18 ribu orang dengan cara tidak memberi mereka makan dan minum. Kerana kezaliman penguasa itu sudah demikian teruknya, maka Abu Hasan teringat akan pesanan Nabi saw, "Jihad yang paling utama adalah mengatakan kebenaran di depan penguasa yang zalim".

Semangat iman Abu Hasan tiba-tiba melonjak. Tanpa merasa gerun sedikit pun dia tampil ke hadapan Ahmad Ibnu Thulun. Dengan berani Abu Hasan berkata: "Innaka zhallamtar ra'iyyah" (Engkau telah menzalimi rakyat jelata...!). Ahmad Ibnu Thulun marah luar biasa mendengar kata-kata itu. Dia segera menangkap Abu Hasan dan memenjarakannya. Di dalam tahanan, seekor singa yang kelaparan dilepaskan. Inilah gelanggang yang tidak seimbang. Mereka melepaskan singa yang lapar untuk memakan Abu Hasan.

Tetapi mari kita lihat apa sebenarnya yang berlaku. Singa itu maju selangkah dan mundur, mendengus dan kemudian diam. Kemudian binatang buas itu menundukkan kepalanya sambil mendekati Abu Hasan, kemudian menciumnya. Setelah itu ia pergi dengan tenang meninggalkan Abu Hasan. Ahmad Ibnu Thulun menyaksikan peristiwa itu dengan berdebar. Dia tiba-tiba tersentak dari tempat duduknya apabila singa itu tiba-tiba memandangnya dengan tajam! Orang-orang yang menyaksikan peristiwa yang mengerikan itu merasa kagum dan hormat kepada Abu Hasan, dan mereka pun bertakbir beramai-ramai. Tetapi ada kisah yang lebih menakjubkan daripada itu.

Setelah Ahmad Ibnu Thulun menyaksikan peristiwa ajaib itu, dia segera memanggil Abu Hasan dan menyoalnya. Ibnu Thulun: "Ceritakan kepadaku apa yang engkau fikirkan pada waktu singa itu mendekatimu. Engkau tidak sedikitpun melihat dan engkau tidak peduli kepadanya!" Abu Hasan: "Saya hanya memikirkan tentang air liurnya. Bila singa itu menyentuh saya, apakah itu suci ataupun najis?". Ibnu Thulun: "Apakah engkau tidak takut kepada singa?" Abu Hasan: "Tidak, kerana Allah telah melindungiku dari kejahatannya".

Monday, November 9, 2009

22 SOALAN VS 1 PERTANYAAN

Ada seorang pemuda Arab yang baru saja menyelesaikan pengajiannya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan dia mampu mendalaminya. Selain belajar, dia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika, dia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah s. w. t. memberinya hidayah masuk Islam.

Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar dia turut masuk ke dalam gereja. Mula mula dia keberatan, namun kerana desakan akhirnya pemuda itu pun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka.
Ketika paderi masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk. Di saat itu, si paderi agak terbeliak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, "Di tengah kita ada seorang Muslim. Aku harap dia keluar dari sini."

Pemuda Arab itu tidak bergerak dari tempatnya. Paderi tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun dia tetap tidak bergerak dari tempatnya. Hingga akhirnya paderi itu berkata, "Aku minta dia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya." Barulah pemuda ini beranjak keluar.

Di ambang pintu, pemuda bertanya kepada sang paderi, "Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang Muslim?" Paderi itu menjawab, "Dari tanda yang terdapat di wajahmu." Kemudian dia beranjak hendak keluar. Namun, paderi ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memalukan pemuda tersebut dan sekaligus mengukuhkan ugamanya. Pemuda Muslim itupun menerima tentangan debat tersebut.

Paderi berkata, "Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat. "Si pemuda tersenyum dan berkata, "Silakan!"
Sang paderi pun mulai bertanya, "Sebutkan satu yang tiada duanya, dua yang tiada tiganya, tiga yang tiada empatnya, empat yang tiada limanya, lima yang tiada enamnya, enam yang tiada tujuhnya, tujuh yang tiada delapannya, delapan yang tiada sembilannya, sembilan yang tiada sepuluhnya, sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh, sebelas yang tiada dua belasnya, dua belas yang tiada tiga belasnya, tiga belas yang tiada empat belasnya."

"Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh! Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya? Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!"

"Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diazab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api? Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yang diazab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?"

"Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar! Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?"

Mendengar pertanyaan tersebut, pemuda itu tersenyum dengan keyakinan kepada Allah.

Setelah membaca Basmalah dia berkata,

1 yang tiada duanya ialah Allah s. w. t..

2 yang tiada tiganya ialah Malam dan Siang. Allah s. w. t. berfirman, "Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami)." (Al-Isra': 12).

3 yang tiada empatnya adalah kesilapan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.

4 yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur'an.

5 yang tiada enamnya ialah Solat lima waktu.

6 yang tiada tujuhnya ialah jumlah Hari ketika Allah s. w. t. menciptakan makhluk.

7 yang tiada delapannya ialah Langit yang tujuh lapis. Allah s. w. t. berfirman, "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang." (Al-Mulk: 3).

8 yang tiada sembilannya ialah Malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah s. w. t. berfirman, "Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat men-junjung 'Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka." (Al-HaQqah: 17).

9 Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Musa yaitu: tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang.

Sesuatu yang tidak lebih dari 10 ialah Kebaikan. Allah s. w. t. berfirman, "Barang siapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat." (Al-An'am: 160).11 yang tiada dua belasnya ialah jumlah Saudara-Saudara Nabi Yusuf .

12 yang tiada tiga belasnya ialah Mu'jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah, "Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu.' Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air." (Al-Baqarah: 60).

13 yang tiada empat belasnya ialah jumlah Saudara Nabi Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.

Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Subuh. Allah s. w. t. ber-firman, "Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing. " (At-Takwir: 18).

Kuburan yang membawa isinya adalah Ikan yang menelan Nabi Yunus AS.
Mereka yang berdusta namun masuk kedalam surga adalah saudara-saudara Nabi Yusuf , yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala. " Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, " tak ada cercaan terhadap kamu semua." Dan ayah mereka Ya'qub berkata, "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Yusuf: 98)

Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara Keldai. Allah s. w. t. berfirman, "Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keldai." (Luqman: 19).
Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapa dan ibu adalah Nabi Adam, Malaikat, Unta Nabi Shalih dan Kambing Nabi Ibrahim.

Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diazab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah s. w. t. berfirman,
"Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim." (Al-Anbiya': 69).

Makhluk yang terbuat dari batu adalah Unta Nabi Shalih, yang diazab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ashabul Kahfi(penghuni gua).

Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah Tipu Daya wanita, sebagaimana firman Allah s. w. t.? "Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar." (Yusuf: 28).

Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah Tahun, Ranting adalah Bulan, Daun adalah Hari dan Buahnya adalah Solat yang lima waktu, Tiga dikerjakan di malam hari dan Dua di siang hari.

Paderi dan para hadirin merasa takjub mendengar jawapan pemuda Muslim tersebut. Kemudian dia pun mula hendak pergi. Namun dia mengurungkan niatnya dan meminta kepada paderi agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh paderi.

Pemuda ini berkata, "Apakah kunci syurga itu?"

Mendengar pertanyaan itu lidah paderi menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rupa wajahnyapun berubah. Dia berusaha menyembunyikan kekuatirannya, namun tidak berhasil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun dia cuba mengelak.

Mereka berkata, "Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya dia jawab, sementara dia hanya memberi cuma satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya! "

Paderi tersebut berkata, "Sungguh aku tahu jawapannya, namun aku takut kalian marah."Mereka menjawab, "Kami akan jamin keselamatan anda. "

Paderi pun berkata, "Jawapannya ialah:

Asyhadu An La Ilaha Illallah Wa Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah."


Lantas paderi dan orang-orang yang hadir di gereja itu terus memeluk agama Islam.

Sungguh Allah telah menganugerahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui BARAKAH (AIR TANGAN) seorang pemuda Muslim yang bertakwa.

KISAH SEPOHON EPAL

Suatu masa dahulu, terdapat sepohon epal. Ali gemar bermain-main di sekitar pohon epal. Dia memanjat, memetik dan memakan buah epal. Adakalanya dia berehat lalu terlelap di perdu pohon epal tersebut. Ali begitu menyayangi tempat permainannya. Pohon epal itu juga menyukai Ali. Ali sudah besar remaja. Dia tidak lagi menghabiskan masanya bermain di sekitar pohon epal tersebut. Namun begitu, suatu hari dia datang kepada pohon epal tersebut dengan wajah yang sedih. Pohon epal gembira lalu mengajaknya bermain tetapi Ali menolak kerana dia perlukan wang untuk membeli permainan. Pohon epal menyuruh Ali memetik epal-epal lalu menjualnya di pasar. Ali dengan gembiranya memetik semua epal di pohon itu dan pergi dari situ. Pohon epal berasa sedih namun Ali gembira kerana mendapat wang untuk membeli permainan. Suatu hari Ali telah dewasa. Dia datang kepada pohon epal itu lalu merungut tidak cukup wang untuk membeli rumah. Pohon epal mencadangkan supaya ditebang dahan-dahannya lalu dijual untuk mendapatkan wang. Ali gembira tetapi pohon epal bersedih kerana Ali sudah tidak mahu bermain dengannya lagi. Beberapa tahun kemudian, Ali datang lagi. Ali menceritakan dia ingin belayar untuk mencari ilmu. Pohon epal meminta Ali memotong batangnya untuk dibuat perahu. Dia kemudiannya pergi dari situ dengan gembiranya dan tidak kembali lagi selepas itu. Pada suatu hari, seorang lelaki yang semakin dimamah usia, datang menuju ke pohon epal itu. Dia adalah Ali yang pernah bermain di sekitar pohon epal itu. Pohon epal itu menyambutnya dengan penuh kesedihan. Pohon epal itu memberitahu Ali bahawa dia sudah tidak ada apa-apa lagi yang boleh diberikan. Yang tinggal hanyalah tunggul dengan akaryang hampir mati. Ali mengatakan bahawa dia tidak mahu apa-apa lagi kerana dia sudah tua. Dia cuma mahu bersama pohon epal itu untuk menghabiskan sisa-sisa kehidupannya. Ali pun duduk berehat di perdu pohon epal itu. Mereka berdua menangis kegembiraan.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...